Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Newton dalam Perspektif

Isaac Newton disebut sosok terpenting dalam Revolusi Ilmiah abad ketujuh belas. Pada masa itu, karyanya tampak membuka seluruh era baru dalam pemikiran ilmiah. Seperti yang ditulis oleh penyair Alexander Pope (1688-1744): Alam dan Hukum Alam tersembunyi dalam kegelapan malam: Tuhan berfirman" jadilah Newton! Dan semuanya terjadi terang". Namun sebagai akibat perseteruan Newton dengan Leibniz dan para pendukungnya, ada kerenggangan antara beberapa ilmuan di Inggris dan mereka yang berada di daratan Eropa. Lambat laun ketegangan mereda, dan pada tahun-tahun berikutnya para " Newtonian Baru" membawa karya-karyanya ke Eropa, dan pusat-pusat ilmu pengetahuan.

Bahasa Sains
Seperti Galileo yang terkenal, Newton menyadari bahwa bahasa dasar sains adalah matematika. Jadi ia menggunakan matematika untuk menjelaskan hukum-hukum utama dan penemuannya. Ia menyadari bahwa ia berhutang banyak kepada Galileo dan ilmuan lainnya, dan berkata "Kalau saya bisa melihat lebih jauh, itu karena saya berdiri di bahu para raksasa". 

Dengan lebih sederhana, Newton memnadang alam semesta sebagai mesin jam raksasa yang bekerja mengikuti beberapa prinsip yang sederhana. Selama lebih dari satu abad, hukum-hukum dan hitungan matematikanya digunakan oleh para ilmuan di seluruh dunia. Ramalannya bahwa komet mengelilingi matahari  dalam orbit oval yang panjang, dan bahwa bumi bukan bola sempurna, tetapi sedikit pipih kutubnya, terbukti benar.

Dari Newton ke Einstein
Lambat laun, berbagai pengamatan menunjukkan bahwa tidak seluruh pandangan Newtonian benar. Para ilmuan melihat jauh kebagian dasar zat (Atom), dan bahkan bagian-bagian yang lebih kecil didalamnya, dan menemukan bahwa hukum Newton tampaknya tidak bekerja pada skala sekecil itu. Orbit merkurius, dekat matahari, juga tidak seluruhnya sesuai dengan hukum-hukum Newton. Para ilmuan menyatakan kemungkinan Merkurius terganggu oleh gravitasi planet yang lebih dekat lagi ke matahari, yang ingin mereka sebut Vulkan. Mereka mencarinya, tetapi tidak berhasil. Demikian juga, kecepatan dan sifat cahaya tidak sama persis seperti prediksi Newton.

Akhirnya, karya banyak ilmuan dipadukan oleh Albert Einstein (1879-1955), dengan teori khusus relativitas tahun 1905 dan teori umum relativitas tahun 1916. Tapi 'mekanika" yang lebih sederhana dari Isaac Newton masih memadai untuk menjelaskan gravitasi, gerakan, dan sebagian besar dari apa yang terjadi di dunia sekeliling kita.

Post a Comment for "Newton dalam Perspektif"